Kuliah Korea Jurusan

Perbedaan Vokasi dan S1 di Universitas Indonesia

Vokasi dan S1 memiliki gelar maupun jenjang pendidikan yang berbeda. Jika lulusan S1 gelar yang akan diperoleh adalah Sarjana, lulusan vokasi akan memperoleh gelar Ahli Madya untuk D3 dan Sarjana Terapan untuk D4. Proses perkuliahan keduanya pun berbeda. Program sarjana lebih dominan pada teori, sementara program vokasi lebih banyak praktik. Selain itu, lulusan vokasi Universitas Indonesia akan mendapatkan ijazah sekaligus sertifikasi profesi sesuai bidang ilmu yang ditempuh.

Terkait jalur masuk, kamu bisa mendaftar program sarjana UI melalui SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri (SIMAK UI). Sedangkan pada program vokasi, cara masuknya hingga saat ini melalui jalur PKKB dan SIMAK UI.

Biaya Kuliah Vokasi UI

Berdasarkan Peraturan Rektor UI No 4 Tahun 2021 Tentang Biaya Pendidikan Mahasiswa Non S1 Reguler, komponen biaya pendidikan mahasiswa vokasi terdiri dari BOP dan UP. BOP atau Biaya Operasional Pendidikan adalah komponen biaya pendidikan di UI yang dibayarkan mahasiswa setiap semester. Sementara itu, UP atau Uang Pangkal adalah komponen biaya pendidikan di UI yang harus dibayarkan mahasiswa pada semester pertama dan hanya dibayarkan satu kali.

Sebagai gambaran, berikut adalah besaran tarif biaya pendidikan yang harus dibayar mahasiswa untuk program pendidikan vokasi di Universitas Indonesia tahun 2021:

Itulah beberapa informasi seputar program vokasi UI yang perlu kamu ketahui. Sudah siap menjadi mahasiswa vokasi UI, Pahamifren? Sebelum itu, ayo persiapkan dirimu menghadapi ujian SIMAK UI 2021 bersama Pahamify!

Aplikasi belajar online terbaik kesayanganmu, Pahamify sudah menyiapkan Paket SKS SIMAK UI 2021 yang bisa kamu coba. Dilengkapi try out SIMAK UI, bank soal dan rangkuman materi SIMAK, kelas online, study plan prediksi SIMAK 2021, serta grup belajar eksklusif, Paket SKS SIMAK UI Pahamify bisa membuat persiapan belajarmu semakin maksimal.

Yuk, berlangganan paketnya sekarang! Gunakan semua fitur kerennya untuk #TaklukkanSIMAKUI.

Penulis: Fitri Dewanty – SEO Content Writer Pahamify

Untuk melanjutkan akses ke Quipper Campus, kamu perlu membaca dan menyetujui Syarat dan Ketentuan dan Kebijakan Privasi kami.

Jika kamu tidak menyetujui Syarat & Ketentuan dan Kebijakan Privasi, klik Tolak dan sistem akan keluar otomatis.

Untuk melanjutkan akses ke Quipper Campus, kamu perlu membaca dan menyetujui Syarat dan Ketentuan dan Kebijakan Privasi kami.

Jika kamu tidak menyetujui Syarat & Ketentuan dan Kebijakan Privasi, klik Tolak dan sistem akan keluar otomatis.

Artikel ini membahas hal-hal yang dipelajari di jurusan Psikologi serta kumpulan pertanyaan menarik terkait masa perkuliahan dan prospek kerja.

Setiap orang pasti punya masalah. Begitu pun kamu yang sedang membaca artikel ini. Ada masalah yang dapat diketahui penyebabnya, dan ada juga yang timbul begitu saja sampai bikin kita overthinking setiap malam, seperti:

“Kenapa gue ngerasa nggak berguna?”

“Kenapa mood gue cepet banget berubah?”

Selain memikirkan masalah sendiri, terkadang kita juga penasaran dengan tingkah laku orang lain. Apa alasan si A sering marah-marah? Kenapa si B takut tiap ketemu orang banyak? Semua itu jadi tanda tanya besar buat kita. Nggak jarang, ada pula yang langsung nge-judge tanpa mau mengenal lebih dalam.

“Males gue sama si A, ngegas mulu,”

“Kalau main jangan ngajak si B, dia mah sombong,”

Untuk menghindari kebiasaan judgemental seperti tadi, kita bisa memahami perilaku seseorang lewat ilmu Psikologi yang merupakan salah satu jurusan favorit di perkuliahan.

Simpelnya, Psikologi adalah ilmu yang menganalisis perilaku dan fungsi mental manusia. Melalui ilmu Psikologi, kita diajak mengenal diri sendiri, orang lain, serta cara bersikap di lingkungan.

Baca Juga: Bipolar dan Mood Swing Itu Beda Lho!

Lah, terus kerja apa dong abis lulus?

→ Banyak! Lulusan Psikologi dibekali dengan kemampuan menganalisis berbagai permasalahan individu, mengolah data, membuat program pelatihan kerja & pendidikan, serta public speaking yang mumpuni. Prospek kerja jurusan ini terbuka di bidang Human Resource, konsultan pendidikan, UX Researcher, konselor, dan sebagainya. Kamu bisa berkarir di pemerintahan, BUMN, swasta, dan NGO.

Program Pendidikan Vokasi UI

Program vokasi UI merupakan pendidikan tinggi kejuruan yang menghasilkan lulusan Ahli Madya pada jenjang Diploma III (D3) dan Sarjana Terapan pada jenjang Diploma IV (D4). Proses perkuliahan pada program ini lebih mengutamakan keterampilan dan keahlian praktik kerja. Hal itu terbukti pada komposisi kurikulum di vokasi UI yaitu 30% teori dan 70% praktik. Praktikum perkuliahan vokasi di UI biasanya dilakukan di laboratorium maupun di lokasi magang.

Bagi kamu yang ingin menjadi tenaga ahli profesional, kamu bisa mencoba program pendidikan tinggi kejuruan ini. Vokasi Universitas Indonesia mengarahkan lulusannya untuk menguasai kemampuan dalam bidang kerja tertentu sebagai tenaga kerja di industri, lembaga pemerintahan/swasta, atau berwiraswasta. Jadi, setelah lulus vokasi UI, kamu bisa menjadi tenaga ahli siap kerja di berbagai aspek, Pahamifren.

Menariknya, program vokasi UI ini sudah bekerja sama dengan Asosiasi Profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk meningkatkan kemampuan mahasiswanya melalui sertifikasi profesi. Hal ini menjadi salah satu kelebihan program vokasi Universitas Indonesia. Jadi, lulusan vokasi UI tidak hanya mendapatkan ijazah, namun juga dibekali sertifikat kompetensi dari bidangnya masing-masing yang tentunya berguna di dunia kerja.

Kampus dengan Jurusan Psikologi

Sebagai salah satu prodi favorit, Psikologi dapat ditemukan di hampir seluruh PTN maupun PTS di Indonesia. Biaya kuliah di jurusan ini sedikit lebih mahal karena berhubungan dengan dunia kesehatan. Meski begitu, kamu bisa mendaftar meminta keringanan UKT atau mendaftar ke program KIP-Kuliah.

Berikut universitas negeri dan swasta psikologi terbaik di Indonesia:

Selesai S1 langsung buka praktek?

→ Perjalanan untuk menjadi psikolog klinis cukup panjang. Dimulai dari S1 selama 4 tahun, dilanjut dengan Program Profesi Psikolog Umum selama 2 tahun, kemudian mengambil spesialisasi sesuai dengan minat masing-masing. Jika ditotal, kurang lebih memakan waktu sekitar 7 tahun.

Apa bener kalau anak Psikologi harus pinter Bahasa Inggris?

→ Sebagian besar bahan ajar jurusan ini memang berbahasa Inggris. Namun, terkadang ada dosen yang memberi softcopy materi yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Aturan Baru UTBK SNBT di SNPMB 2025, Calon Mahasiswa Wajib Tahu!

Belajar Apa Aja di Jurusan Psikologi?

Banyak. Salah satu teman yang kuliah di jurusan ini pernah bilang, kalau Psikologi nggak semudah yang ia bayangkan. Awalnya, dia pikir Psikologi hanya sebatas tebak-menebak karakter seseorang, tapi ternyata yang dipelajari tuh luas banget.

Di semester pertama, ada mata kuliah yang membahas sejarah dan tokoh-tokoh pengembangan Ilmu Psikologi. Sebut saja Sigmund Freud, Abraham Maslow, serta Charles Barlett. Mata kuliah jurusan Psikologi pada semester awal masih bersifat umum dan dasar. Kamu diajak memahami hakikat ilmu Psikologi, pengertian memori, persepsi, apa itu emosi, kepribadian, sampai stres.

Baca juga: Mengenal Emosi Dasar dalam Hidup Manusia, Bukan Hanya Sedih dan Senang!

Mata kuliah semester dua jurusan Psikologi merupakan lanjutan dari materi yang dipelajari sebelumnya. Di sini, kita mengamati perkembangan manusia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia.

“Lho, kok, pelajarannya mirip-mirip Biologi sih?”

Ternyata, kondisi fisik, kognitif, dan emosi setiap orang mempengaruhi tingkah laku mereka di rentang usia tertentu. Contohnya nih, tantrum pada anak disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam mengkomunikasikan perasaan dan kebutuhannya secara jelas.

Tingkah laku manusia juga dibahas dalam Teori Kepribadian. Ada 3 pendekatan Teori Kepribadian, yaitu Psikoanalisis, Humanistik, dan Behavioral. Masing-masing mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam menganalisis perilaku individu.

Masuk ke semester tiga, mahasiswa Jurusan Psikologi dikenalkan dengan macam-macam cabang ilmu. Ada psikologi organisasi, psikologi klinis, psikologi pendidikan, psikologi sosial, dan psikologi faal. Meskipun materi yang dipelajari masih tergolong dasar, setidaknya kamu jadi tahu peminatan apa yang cocok dengan profesi yang ingin diambil.

Di semester pertengahan, mahasiswa jurusan Ilmu Psikologi mulai mendalami jenis-jenis asesmen untuk mengetahui karakteristik atau kecendrungan gangguan mental yang terjadi pada seseorang. Asesmen ini dilakukan melalui 3 metode, yaitu observasi, wawancara, serta alat ukur (psychological testing).

BTW, familiar dengan tabel ini nggak?

Tabel di atas merupakan salah satu contoh alat ukur psikologi.  Kalau kamu pernah psikotes, kamu diminta untuk memberi simbol X terhadap pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi diri.  Perlu diketahui, tidak ada jawaban benar dan salah dalam Psikologi, melainkan kesimpulan mengenai karakteristik dan minat bakat.

Di semester enam, mata kuliah jurusan Psikologi semakin mengerucut. Mahasiswa dipersilahkan mengambil peminatan yang mereka sukai. Kalau kamu mau bekerja di perusahaan Psychology Industrial & Organizational adalah matkul yang tepat. Sebab, kamu akan mempelajari manajemen sumber daya manusia, psikologi konsumen, sampai kerja sama antar budaya.

Tetapi, kalau kamu pengen membantu orang dengan gangguan kesehatan mental, peminatan Psikologi Klinis adalah kuncinya. Kamu bakal belajar tentang jenis-jenis mental disorder melalui buku DSM seperti di bawah ini. Seru lho!

Buku panduan pengklasifikasian gangguan kesehatan mental. (Sumber: statnews.com)

Memasuki tahun terakhir perkuliahan, layaknya jurusan lainnya, kamu dihadapkan oleh seminar proposal, magang, dan skripsi. Tiga hal ini adalah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Psikologi (S.Psi). Jurusan Psikologi ditempuh dalam waktu 3,5 sampai 4 tahun dengan 144 SKS.

Baca juga: Cara Perhitungan SKS di Kampus, Calon Mahasiswa Wajib Paham!

Kuliah psikologi bisa baca pikiran ya, kak?

→ Jurusan Psikologi adalah program studi yang mempelajari tingkah laku manusia, bukan meramal masa depan apalagi baca pikiran.